maknane perjuangan

‘’MAKNA PERJUANGAN MAHASISWA DI ERA POSTMODERNISME’’
Oleh; Hamidulloh Ibda

Mahasiswa atau Student In University, adalah sekelompok orang yang menuntut ilmu diperguruan tinggi, baik universitas, institute, akademi, sekolah tinggi, dan alin sebagainya. Namun munafik bagi kita sebagai mahasiswa jika hanya menjalankan peran sebagai insan kampus, karena mahasiswa berperan penting bagi social masyakat. Dengan brand Agen Social Of Change, Agen Social Of Control, Agen of Future, Mahasiswa menjadi suatu wadah untuk berjuang, untuk membela rakyat, kaum buruh tani, kaum buruh kota, dan untuk merubah suatu keadaan social kemasyarakatan. mahasiswa memiliki posisi penting di masyarakat. Dengan potensi dan kelebihannya mereka mampu melakukan tindakan-tindakan yang bisa me njadi pertimbangan masyarakat dan pemerintah. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran mahasiwa bagi perubahan bangsa indonesia.
Sebagai kader ummat dan kader bangsa yang kritis ditambah dengan potensi yang dimiliki, sudah sepatutnya mahasiswa tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi tanpa memberikan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Tugas mahasiswa tidak hanya mengikuti kuliah di kampus dengan rutinitas yang terjadwal, namun mahasiswa juga memiliki peran penting untuk memikirkan nasib bangsa dan Negara. Adalah suatu tugas yang Sakral bagi kita sebagai Mahasiswa untuk berjuang demi rakyat, demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Jika kita melihat gerakan-gerakan mahasiswa sesuai dengan perkembanganya, Himpunan Mahasiswa Islam telah banyak memberikan kontribusi bagi Negara Indonesia ini. Banyak kader HMI yang berjuang melawan penindasan, memerangi tirani di Era Postmodernis seperti ini. Kader Hijau hitam ini berjuang dari Skala Mikro sampai ke Skala Makro, sebagai wujud perjuangan Mahasiswa di Indonesia HMI tidak dikenal lagi sebagai Himpunan Mahasiswa Islam, tetapi dikenal dengan Himpunan Mahasiswa Indonesia, karena memang banyak kader HMI yang telah memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia ini sebagai wujud mahasiswa kader umat kader bangsa.
Berpijak dari itulah bisa kita maknai bahwa perjuangan mahasiswa sangatlah berguna bagi Negara dan bangsa Indonesia ini. Apalagi di era postmodernisme yang keadaanya serba dilematis, karena suatu kebenaran yang memang benar dengan suatu keasalahn yang memang salah, di era postmodernisme seperti ini hamper tidak ada bedanya. Jadi ketika misalnya pemerintah melakukan pembodohan dan penindasan kepada rakyat, itu hamper tidak ada indikasi kesana. Karena di era seperti inilah rakyat mudah diprovokasi dan dibodohi oleh pemerintah dan kaum-kaum borjuis maupun kaum-kaum kapitalis yang menindas kaum miskin, rakyat jelata, dan buruh. Disilah tugas mahasiswa untuk memperjuangkan hak-hak rakyat untuk diberikan kepada mereka yang berhak. Banyak para mahasiswa yang berjuang untuk mengadvokasi hak-hak rakyat, termasuk juga para mahasiswa yang tercover dalam hijau hitam komunity atau HMI telah berjuang untuk rakyat, baik melalui aksi, audiensi, diskusi, seminar, kritik lewat pers, media, atau langsung lewat bakti social dan analisi social. Ini membuktikan bahwa betapa sakralnya makna perjuangan himpunan mahasiwa islam bagi masyarakat Indonesia. Karena mahasiwalah yang mengemban amanat untuk merubah zaman, mahasiswalah yang menjadi missionaris bangsa dan Negara Indonesia demi terwujdnya masyarakat adil makmur yang diridhoi allah swt.
YAKIN USAHA SAMPAI………………….

renungan ibdaganteng

RENUNGAN SAHABAT
HMI-KU (hamidulloh ibdaganteng)

HMI-ku…
Terkadang dianggap tak mempunyai arah yang jelas
Hanya berlindung di balik syariat
Tak terinternalisasi nilai-nilai Islam dalam diri kader
Nilai-nilai Islam semakin tereduksi.

HMI-ku…
Mengapa gerakan lain hanya dengan semangat wahyu dan doktrinal
mampu bertahan sedangkan kita tak bisa?
Bukankah kita telah memiliki ciri-ciri gerakan ideal
Memiliki konsep teologi,kosmologi,epistemologi,sosiologi dan eskatologi.
Ataukah pragmatisme menjangkit pada diri kita
Hingga terkadang meruntuhkan nilai-nilai persaudaraan
Ataukah tak mampu menemukan makna persaudaraan di HMI

Sahabatku…
Rasa individualisme telah menempa diri kita
Bukankah kita ingin membentuk kebersamaan
Bukankah kebersamaan adalah kunci suatu perubahan
Individu tak bisa berbuat tanpa masyarakat
Mungkinkah konsep idealitas HMI tidak jelas
Sedang hedonisme sudah ada di tubuh HMI
Meski dilingkupi oleh syariat.

Sahabatku…
Mungkinkah tidak terjadi reorientasi kesempurnaan diri
Ataukah menganggap kesempurnaan diri tidak prinsipil
Hingga kebanyakan kita tidak bersikap arif
Ataukah kita tidak melakukan pembiasaan
Sedang kultur terbentuk dari pembiasaan

HMI-ku…
Perkaderan kita adalah perkaderan profetis
Perkaderan para nabi
Membentuk kader yang selalu ditempa masalah
Menjadikan sosok pendamba kelelahan
Hingga masalah menjadi suatu hal yang lumrah.

Sahabat…
Bukankah masalah yang kita hadapi
Adalah bagian terkecil dari penderitaan nabi
Bukankah para nabi memiliki kebesaran jiwa
Menanggung segala penderitaan alam,manusia dan binatang.

Ketika kita sudah beribadah
Lalu ditempa musibah
Mungkin ada ibadah yang belum terlaksanakan
Apakah pantas kita menyesal
Sedangkan bagi orang beriman tak akan mengenal kata penyesalan
Sebelum bertindak telah difikirkan secara matang

Sahabat…
Andai saja kalian tahu
Setiap butiran keringat yang mengalir di tubuh kita
Butiran kristal bening di sudut mata
Adalah bagian dari kenikmatan spiritual………

Menurunnya Budaya Menulis Dari Mahasiswa

MENURUNNYA BUDAYA MENULIS DARI MAHASISWA

Oleh: Moh. Mufid

Sejak dulu sampai sekarang mahasiswa sering diidentikkan dengan wacana intelektualnya yang tinggi. Yang dengan kelebihannya itu dia mempunyai peran untuk senantiasa melakukan perbaikan terhadap tatanan social yang ada. Sejalan dengan itu maka sebagai akademisi kita harus menjunjung tinggi budaya menulis. dari situlah kita bias dikatakan mempunyai kapasitas intelektual yang diwujudkan dengan mahir dalam tulis-menulis.

Namun di era yang serba ada ini, menulis tidak menjadi penting lagi bagi mahasiswa. Menulis hanyalah kegiatan yang terjadi di tempat perkuliahan ketika mendapati tugas untuk membuat makalah, atau laporan. Agaknya ini menjadi problematika berfikir yang menjadikan mereka menjadi mesin robot yang hanya bertindak ketika disuruh. Kebanyakan mahasiswa belum tahu akan pentingnya menulis bagi kehidupan yang akan datang. Saya boleh memprediksikan bahwa di era yang akan datang para jurnalis atau media akan menjadi tombak utama disetiap tatanan masyarakat. Pengaruh media akan besar dalam membentuk paradigm bangsa.

Menulis juga bukan kegiatan untuk menyibukkan diri untuk bekerja. Namun juga berfungsi sebagai media untuk mengeluarkan ide dan gagasan sebagai wujud kepekaan terhadap lingkungan. Kita juga melatih otak kita untuk senantiasa berfikir dalam menelurkan pendapat dalam tulisan. Karena tidak semua orang mampu untuk menuliskan ide-idenya ke dalam tulisan nyata. Acapkali kita hanya merenungkan dan memendam segala isi yang ada dihati dan pikiran kita. Hal itu malah menjadikan kita stress dan pelupa karena memori pikiran kita gak muat.

Dulu memang saya berfikir bahwa menulis itu tidak penting, yang penting adalah mampu berbicara. Ternyata saya salah karena menulis menjadi bagian yang selalu ada di dalam hidup kita. Entah itu menulis curahan hati, cerpen, dan karya ilmiah. Karena di dalam perkuliahan kita juga dituntut untuk senantiasa menulis. Namun Sering kali kesulitan untuk menulis karya ilmiah karena tak terbiasa menulis. Dari situlah saya mencoba menulis dan menulis dengan kadar potensi yang rendah. Namun prinsip yang saya anut adalah bahwa menulis itu bukan suatu bakat, tapi kegiatan yang dapat dilatih sehingga kita mampu melakukannya.

Sering kali ada anggapan bahwa untuk menjadi seorang penulis tidak cukup hanya berbekal pengetahuan dan latihan. Kemampuan menulis adalah bakat alamiah yang hanya dimiliki oleh segelintir orang istimewa saja. Shakespeare, Faulkner, Chekov, dan Gibran misalnya, adalah beberapa nama yang menjadi penulis besar karena anugerah bakat alam yang mereka miliki. Atau dengan kata lain kemampuan menulis adalah kemampuan yang sudah ditetapkan dan tidak bisa diubah.

Namun berbeda asumsi dengan Stefent king yang menulis dalam bukunya yang berjudul “On Writing: A Memoir of The Craft” menyatakan bahwa: bekal sebagai penulis memang sudah ada dalam diri seorang penulis. Namun, bekal itu tidaklah istimewa. Banyak orang yang punya bakat sebagai penulis dan bakat-bakat itu dapat diperkuat dan dipertajam dengan membaca dan terus menerus mencoba menulis. Dan, untuk itu kita hanya harus melakukan dua hal: banyak membaca dan banyak menulis. pernyataan stefent king itu sudah secara jelas bahwa kita semua bias jadi penulis hanya dengan usaha yang gigih untuk terus berlatih.

Ada pula sebuah pernyataan dari Dr. Benny Giay yaitu: “Jadi dengan menulis ini membuka kebiasaan kita untuk menghilangkan kebiasaan budaya bisu dan kebiasaan kita diam, “. Selaras dengan itu john Robert powers juga menyatakan bahwa: “… salah satu cara untuk menambah wawasan kita adalah dengan banyak membaca. Sebenarnya hampir semua orang mengerti pentingnya membaca, tetapi mereka tidak ingin menjadikan membaca sebagai salah satu hobi mereka dalam proses pengembangan dirinya,”. Dari dua pernyataan itu tadi membaca dan menulis bisa dianalogikan seperti sepuntung rokok dan korek apinya yang saling melengkapi.

Oleh sebab itu, membaca menjadi proses pencarian ide yang produktif untuk menulis. kita tidak akan menampilkan sesuatu kalau kita tidak punya sesuatu itu. Setiap orang yang akan menulis pasti mereka akan mencari bahan untuk tulisannya salah satunya dengan cara membaca. Dengan membaca hasil yang akan ditampilkan akan menarik dan lebih baru. Namun bias juga tidak membaca kita bias menulis tapi hasilnya agaknya kurang bagus.

Maka kita harus senantiasa membudayakan diri untuk menulis, karena tulisan anda nanti akan berarti bagi anak cucu kita nanti. Buatlah sejarah yang membanggakan untuk cucu kita. Apa kita hanya berbuat untuk kehidupan kita sendiri tanpa memikirkan yang lain. Itu adalah egoisitas diri yang menjadi momok besar bagi kalangan mahasiswa. Kemudian semangat menulis aka nada dikala kita sering membaca. Menulis dan membaca menjadi point utama menuju kesuksesan.



galeri komisariat

PENGURUS BARU

PENGURUS HMI KOMISARIAT TARBIYAH

IAIN WALISONGO SEMARANG PERIODE 2010-2011

Ketua Umum : Muhammad Bayanul Lail    085 842 100 101

Kabid PPPA                                        : Ulul Albab Qurbani                 085 641 788 619

Kabid PTKP                                        : Moh. Mufid                            089 854 399 94

Kabid Keperempuanan             : Trimaningsih                            085 740 274 699

Kabid Kekaryaan                                 : Anik Sukaifah             085 865 734 994

Sekretaris Umum : Hamidulloh Ibda                  085 626 747 99

Wasekum PPPA                                  : Ida Widhiarti                           085 742 010 678

Wasekum PTKP                                  : Sohibah                                  081 230 195 613

Wasekum Keperempuanan                   : Syifa Munfaidah                      085 727 737 830

Wasekum Kekaryaan                           : Faricha Tawadhuun                 085 726 351 835

Bendahara Umum                              : Ahwani                                  085 865 322 264

Wabendum                                           : Husnatun Amelia                     085 865 322 267

Dept. Data Pustaka                              : Dwi Wijayanti             087 832 786 824

Afridatul Adkhiyah                  085 626 747 88

Dept. Pengelolaan Dana                        : Quni Musyabbihah                  085 876 117 278

Siti Hafidoh                            085 726 958 974

Dept. Keperempuanan                          : Ely Sophiatun              085 869 850 507

Supaati                                   085 727 458 181

Kaivia Anne Farida                 081 901 126 861

Dept. Minat dan Bakat             : Nur Aini                                 085 726 919 988

Siti Imroatun                           085 741 899 835

Ahmad Fauzin                        085 740 953 412

Dept. Publikasi dan Dokumentasi          : Siti Aniyah                              085 226 044 147

Nur Thoyyibah                       081 914 580 411

Dept. PTK                                           : Nur Azizah                             085 727 705 857

M. Chaezam                           081 225 263 756

Dept. Kepemudaan                              : Nur Faizin                               085 727 548 266

Muryati                                  089 865 916 19

Dept. Litbang                                       : Robin Murdock                      085 727 088 904

Ida Pitalokasari                       087 832 405 815

Esty Honesty MM                  087 832 061 390

Dept. Data Anggota                              : Irmawan                                 085 641 036 565

Syarifiana Wahidati                 085 726 942 750

Aida Kamalia             085 659 649 932

Humas                                                  : Fahmi                         085 642 693 444

Rahmad Saleh                        081 914 551 122

kader peace

PERJUANGANKU

Oleh: Moh. Mufid

Berawal dari sebuah mimpi yang besar aku mulai melangkahkan kakiku ke dalam dunia baru. Entah baik ataupun buruk itu hanya dinamika kehidupan. Yang terpenting adalah bagaimana kita mampu mengambil inti sari dari roda kehidupan yang berputar. Dengan itu cita-cita dan impian yang kita inginkan akan tercapai.

Saat itu ku telah memasuki lembar baru yaitu sebagai mahasiswa. Yang mana telah kusadari bahwa saya telah mengemban tugas yang sangat besar yaitu “Agent Social Of Change”. Hal itu membawa beban mental tersendiri ketika ku dihadapkan pada pergolakan dunia kemahasiswaan.

Tak sadar akau mulai berfikir untuk melakukan pembenahan diri, menguji potensi, dan menggapai mimpi. Setelah itu ku mencoba masuk ke dalam komunitas yang bernama himpunan mahasiswa islam (HMI). Saat ku berada didalamnya muncullah seberkas keraguan yang menggoyahkan pendirianku.

Namun dengan tekat yang bulat dan optimisme yang tinggi ku mencoba memberanikan diri, memantapkan dengan jaminan bahwa aku mampu berkompetisi di dunia akademisi. Setelah berjalan selama beberapa bulan ternyata sangat ku sadari sisi intelektual, rektorika, dan pengaruh di komisariat masih kalah dengan beberapa kawan-kawan kader baru 2008 antara lain: ahwani dengan wacana keislamannya, bayan dengan wacana politiknya, trimaningsih dengan kerajinannya, anik dengan semangatnya, ida dengan ketegasan perempuannya, ibda’ dengan kepolosan dan dalilnya, ulul dengan kecerdikan berkomunikasi dengan kelucuan, dan kawan-kawan yang lainnya.

Hal itulah yang membuatku minder namun dari situlah motivasi yang tinggi muncul untuk mencoba berkompetisi dengan yang lain. Tentunya kompetisi dalam hal kebaikan. Sampai sekarang ku coba membangunkan diriku agar tetap mengcreate sesuatu sehingga bias dibanggakan.

Detik Lembaran Baru

DETIK-  DETIK  MENUJU LEMBARAN BARU

Oleh:  MOH. MUFID

DETIK- DETIK MENUJU LEMBARAN BARU

Oleh: MOH. MUFID

Tak terasa satu periode telah kita lalui bersama. Hal ini mungkin sulit untuk kita lupakan seumur hidup kita. Ukiran langkah, energi, lumuran keringat, bahkan tetesan air mata terpatri jelas dalam buku hidup kepengurusan kita. Darah perjuangan yang membara membuat kita tegar dalam menghadapi batu besar yang menghalangi langkah kita. Semua takkan tergantikan hanya keharuan yang mungkin ada di benak kita. Perjuangan kita belum berakhir, Jalan kita masih panjang, kita masih akan terus berkarya. Tunjukkan kalau kita mampu merubah segalanya. Tak ada kata menyerah atau mundur generasi berikutnya adalah generasi yang tak kenal lelah.

Dalam sebuah organisasi tentunya tak lepas dari sebuah permasalahan ataupun hambatan yang mungkin akan menjadikan kita down. Namun Hal itu bisa di atasi dengan kerjasama yang solid secara serentak sehingga segala permasalahan bisa teratasi dengan mudah. Seperti halnya sebatang korek api ketika dibakar nyala apinya akan kecil dan akan mudah mati. Namun berbeda ketika dengan banyak batang api itu akan membesar dan sulit untuk dimatikan.

Organisasi seperti halnya tubuh yang tersistim secara teratur dan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Ketika salah satu anggota tubuh kita sakit maka kerja yang dilakukan tidak akan maksimal. Dan hal itu tidak dipungkiri akan sangat berpengaruh terhadap komisariat. lihatlah serial kartun captain tsubasa dengan kebersamaan dari kawan-kawannya tim nankatstu mampu menjuarai kompetisi. Ada sebuah makna yang terkandung disitu bahwa semangat pantang menyerah adalah salah satu kunci menuju kesempurnaan.

Mari kita sama-sama berjuang untuk membangun HMI Komisariat Tarbiyah menuju ke arah yang lebih baik. Ayo kita mengukir sejarah untuk masa depan yang lebih baik. Kita pasti mampu, kaum muda yang akan membawa perubahan di muka bumi ini. Berawal dari keterpurukan kita harus berjanji bersama untuk membawa kedamaian dan membangun paradigma baru menuju masyarakat adil dan makmur yang diridloi allah SWT. Buka lembaran baru ini dengan optimisme yang tinggi sebagai landasan awal menuju perubahan yang lebih baik. Yakin usaha sampai kawan…..!

selamat menjalani roda kepenggurusan baru

selamat kepada saudara Muhammad Bayanulail yang telah menjadi formatur terpilih dalam agenda RAK (rapat anggota komisariat) HMI Tarbiyah tang dilaksanakan pada hari sabtu-=minggu 12-13 Juni 2010 semoga dapat menjadi pemimpin yang amanah

calon ketum periode 2010/2011

HAMIDULLAH IBDA’

VISI

MENINGKATKAN KUALITAS KADER HMI BERBASIS 5 INSAN CITA

MISI

Mempertegas Arah Gerak Dan Brand HMI Ke Depan

Membangun Solidaritas Internal Pengurus

Membangun loyalitas Pengurus dan Kader

Memperbaiki Manajemen Organisasi


CURRICULUM VITAE

NAMA                       : Hamidulloh Ibda

TTL                              : Pati, 17 Juni 1990

Alamat Asal            : Desa Dukuhseti RT 02/RW 04 Pati

Alamat sekarang   : Jl. Warigalit Raya No 198 Perumnas Krapyak Semarang

No hp                                    : 085 626 747 99

Email                         : ibda_kers@yahoo.com

Back ground pendidikan

SD                               : MI. Himmatul Mutaallimin Dukuhseti Pati Lulus Tahun 1999

SLTP                           : MTS. Himmatul Mutallimin Dukuhseti pati Lulus Tahun 2005

SLTA                           : MA Madarijul Huda Kembang-Dukuhseti Pati

Pengalaman Training di HMI

LK1 (Basic Training) HMI Korkom IAIN Walisongo Semarang Tahun 2008

LK1 (Intermediate Training) HMI Cabang Bandung Tahun 2010

Pengalaman Organisasi

Di Internal HMI

Wasekum Bidang PTKP HMI Kom. Tarbiyah (2009-2010)

Divisi Pengembangan Jaringan CDIS Korkom IAIN Walisongo (2009-2010)

Di Luar HMI

Ketua Bidang Pendidikan IPPD (Ikatan Pelajar Pemuda Dukuhseti Pati) (2007-Sekarang)

Ketua Umum KAMMADA (Kumpulan Alumni MA. Madarijul Huda ‘08) Dukuhseti-Pati (2008-Sekarang)

Ketua Bidang Kerohanian dan Agama PD TIDAR (Tunas Indosesia Raya) Jawa Tengah (2009-Sekarang)

Sekretaris Umum IRMASAT (Ikatan Remaja Masjid At-Taqwa) RW III Kelurahan Ngaliyan Semarang (2008-2009)

IKARI (Ikatan Remaja Islam) RW VIII Kelurahan Krapyak Semarang (2009-Sekarang)

PENGALAMAN PRIBADI DI HMI

PENGALAMAN PRIBADI DI HMI

(Ulul Albab Qurbani, HMI Cabang Semarang)

  1. Dahulu saya masuk HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)  karena saya di ajak teman saya Hamidulloh Ibda, dia teman sekelas kuliah saya di fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Pada waktu ikut LK1 Bulan April 2009 dahulu di museum Jawa Tengah Ronggowarsito. Pada waktu ikut LK saya tidak membawa bekal apa-apa dan akhirnya saya izin kepada panitia untuk pulang ke rumah mengambil bekal saya. Setelah mengambil bekal saya mengikuti LK1 HMI tapi tidak sungguh-sungguh, dan saya ketika pada waktu materi saya sering keluar dari forum, karena pada dasarnya saya dahulu juga tidak niat di HMI.
  2. Setelah lulus LK1 HMI, saya resmi menjadi kader dan pada waktu rapat pembentukan ketua AMT (Achievmen, Motivation, Training) saya terpilih menjadi ketua panitia. Saya tidak tau apa yang harus saya lakukan. Berbekal ilmu saya sekuat tenaga, pikiran, waktu, saya luangkan demi suksesnya agenda tersebut. Tapi saya sering dimarahin, dan diceramahin oleh senior-senor HMI, karena banyak sekali kekurangan dan kesalaham yang saya perbuat. Tapi ini adalah imbas dari LK1 yang saya kurang sumngguh-sungguh.
  3. Saat menjadi kader, saya jengkel di HMI karena pada waktu RAK saya menjadi presidium yang tidak bisa tidur, dan saya juga emosi ketika MUSYKOM HMI korkom IAIN walisongo semarang sampai 1 bulan, karena musykom tersebut adalah salah satu forum terhebat yang pernah saya jumpai di HMI. Bahkan ada salah satu peserta Musykom yang mau tawuran, karena mempertahankan argumentnya. Tapi untungnya saya tidak menjadi presidiumnya.
  4. Setelah bergulirnya waktu saya akhirnya menjadi pengurus yang dulunya Cuma menjadi kader biasa, kebetulan saya menjabat di departemen PPPA. Dan saya juga aktif di salah satu LSO di lingkungan HMI cabang semarang yaitu CDIS (Centre For Democracy And Islamic Islamic Studies) dan kebetulan saya menjabat sebagai Divisi Pengembangan Jaringan. Dan sampai sekarang saya aktiv dan akhirnya ada dorongan rohani yang memotivasi saya untuyk mengikuti LK2 di HMI cabang cilegon ini. Demikianlah sedikit pengalaman sya di HMI, semoga bermanfaat dan menjadi pelkjaran bagi kita, terutama bagi saya sendiri. Yakusa………………………